AmbaritaNews.com |Bekasi - Harkat dan martabat manusia bernama Adhio Septiawan alias Vhio pada hari Senin 30 Januari 2023 dini hari, yang bekerja sebagai wartawan media Koran Online Pewarta Indonesia (KOPI) di wilayah Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan dirampas oleh 3 orang oknum Brimob.
Hakikatnya polisi adalah memanusiakan manusia, namun berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan 3 orang oknum Brimob dengan menganiaya Vhio sebagai wartawan (fungsi kontrol).
Keberadaan aparat kepolisian (Brimob) dijabarkan pada level pelaksana untuk menjalankan tugasnya dengan memperjuangkan masyarakat yang dilayani atau bagi kepentingan orang banyak.
Ikon polisi yang memberikan jaminan dan perlindungan HAM, transparan, akuntabel dan berorientasi pada upaya peningkatan keamanan dan rasa aman telah hilang.
Sebaliknya, aparat kepolisian yang merasa derajatnya lebih tinggi, jaim, eksklusif, suka memeras, membebani, suka mengancam dan menakut-nakuti jangan diterima. Keberadaannya pun membuat muak dan rakyat tinggal menunggu saat yang tepat untuk bisa balas dendam.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus mengambil tindakan tegas kepada anggotanya yang telah menganiaya masyarakat, dalam hal ini wartawan sebagai korban.
Ingat!!! Vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan. Dan penganiayaan wartawan Adhio Septiawan alias Vhio yang dilakukan oleh 3 orang oknum Brimob adalah tindakan biadab serta kelakukannya seperti binatang.
Wartawan sebagai pejuang dan pahlawan telah dianiaya dan dikebiri dalam menjalankan amanat UU No.40 Tahun 1999 Tentang Pers serta tindakan biadab 3 oknum Brimob mencedarai kebebasan Pers. Pecat dan Hukum 3 oknum Brimob yang telah menganiaya wartawan!!!
Penulis: Pimpinan Redaksi (Pimred) Media Online ambaritanews.com dan Wakil Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia DPD Kota Bekasi, Diori Parulian Ambarita
