Jelang Hari Santri, H. Muktiali: Kembalikan Ruh Pesantren yang Penuh Keikhlasan! -->
INGIN MENJADI JURNALIS MEDIA ONLINE AMBARITA NEWS, HUBUNGI NOMOR TELEPON ATAU WHATSAPP 082130845668

Jelang Hari Santri, H. Muktiali: Kembalikan Ruh Pesantren yang Penuh Keikhlasan!

Selasa, 21 Oktober 2025, 16:02



AmbaritaNews.com | Kabupaten Bekasi – Menjelang peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2025, Khodimul Ma’had Pondok Pesantren Daaru Da’wah Cabang Bungin, H. Muktiali, menyerukan pentingnya mengembalikan ruh pesantren yang sejati — yakni kesederhanaan, keikhlasan, dan ketulusan dalam menuntut serta mengajarkan ilmu agama.


“Hari ini, ketika bangsa memperingati Hari Santri Nasional, mari kita kembali menengok jati diri pesantren yang sesungguhnya,” ujarnya di kediamannya, Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Selasa (21/10/2025).


Menurutnya, pesantren bukan hanya lembaga pendidikan untuk mengejar gelar atau sertifikat, tetapi merupakan pusat kehidupan ruhani tempat pembentukan akhlak dan jiwa. “Pesantren adalah tempat di mana jiwa dan akhlak dibentuk lebih dalam daripada sekadar otak yang diisi,” ucapnya.


H. Muktiali


Namun demikian, H. Muktiali menyoroti kondisi pesantren masa kini yang mulai larut dalam arus modernitas. Banyak pesantren, katanya, kini diukur dari megahnya bangunan dan kelengkapan fasilitas, sementara nilai-nilai kesederhanaan dan keikhlasan mulai memudar.


“Di tengah keadaan itu, masih ada pesantren yang berusaha mempertahankan napas lama yang penuh berkah — salah satunya adalah Pondok Pesantren Daaru Da’wah Cabang Bungin Bekasi,” jelasnya.


H. Muktiali menegaskan bahwa Daaru Da’wah tetap berpegang pada prinsip pesantren salaf yang menanamkan nilai keikhlasan tanpa pamrih.


“Daaru Da’wah hadir dengan ruh pesantren salaf yang tulus. Tidak ada bayaran, tidak ada pembedaan. Santri datang dengan niat menuntut ilmu, bukan mengejar dunia. Guru mengajar dengan ikhlas, bukan mencari gaji. Makan seadanya, tidur di lantai, tapi hati mereka penuh ketenangan,” tuturnya.




Ia menambahkan, keberkahan adalah hal paling berharga di pesantren, melebihi kemewahan dan fasilitas modern. “Tempat di mana doa menggantikan promosi, dan keridhaan guru lebih utama dari ijazah,” ujarnya menegaskan.


Menutup pesannya di momentum Hari Santri, H. Muktiali mengajak seluruh pengasuh dan santri di Indonesia untuk merenung dan menilai kembali arah pesantren di tengah gempuran modernitas.


“Kembalikanlah ruh pesantren — sebagaimana yang terus dijaga oleh Daaru Da’wah, agar generasi santri masa depan tumbuh bukan hanya cerdas pikirannya, tapi juga bersih hatinya dan kuat perjuangannya,” pungkasnya.  [Diori Parulian Ambarita & Yusroh]

Berita Populer


TerPopuler