AmbaritaNews.com | Kabupaten Bogor – Beberapa waktu lalu, Awak Media Online Ambarita News menelusuri beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina yang sering digunakan oleh mafia migas untuk membeli BBM bersubsidi jenis solar.

SPBU Pertamina merupakan tempat primadona para mafia gas untuk membeli BBM bersubsidi jenis solar ke dalam mobil bok yang di dalamnya sudah ada wadah untuk menampung solar (kempu).

Mafia migas memanfaatkan operator hingga pengawas SPBU Pertamina untuk membeli BBM bersubsidi jenis solar dengan mobil bok yang sudah dimodifikasi, sehingga bisa berkali-kali keluar masuk ke dalam SPBU.

Sopir mobil bok dengan Nopol B 9501 KRW, Tedi

Salah satu mafia migas yang berhasil Awak Media Online Ambarita News temui adalah Bule (33) saat di SPBU 34-16317 yang berada di JL. Serpong-Parung, Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur.

Bule mengakui mobil bok dengan Nomor Polisi (Nopol) B 9501 KRW yang sedang mengisi tersebut memang unit atau armada yang digunakan untuk membeli BBM bersubsidi jenis solar.

Mafia migas bangsat, Bule alias Bule Acong

“Sejak SD sudah bermain seperti ini, belajar dari orangtua (Ayah) Acong, jadi bukan pemain baru,” ujar Bule Acong panggilannya.

Dia mengatakan, sopir Tedi dan kernet Rahman biasanya membeli solar bersubsisdi di SPBU hingga 1-2 kiloliter (ton) dalam sekali beraksi dan nantinya setelah penuh solar di dalam kempu, mobil bok (unit) balik ke pangkalan.

Kernet mobil bok dengan Nopol B 9501 KRW, Rahman

“Biasanya per liter Rp8500 kita jual ke makelar, nanti makelar jual ke pabrik-pabrik kisaran harga Rp9200-9300 per liternya,” kata Bule, malam itu.

Makin parahnya lagi, karena lemahnya pengawasan pihak terkait, khususnya Aparat penegak Hukum (APH). Tidak pernah ada mafia migas yang tertangkap oleh Polisi.

Akibatnya setiap hari para mafia migas makin leluasa untuk memainkan BBM bersubsidi jenis solar yang diproduksi oleh Pertamina.  [Diori Parulian Ambarita]