Nurhuda: Pemerintah Harus Memberikan Perhatian Lebih Terhadap Pendidikan Islam di Indonesia
INGIN MENJADI JURNALIS MEDIA ONLINE AMBARITA NEWS, HUBUNGI NOMOR TELEPON ATAU WHATSAPP 082130845668

Nurhuda: Pemerintah Harus Memberikan Perhatian Lebih Terhadap Pendidikan Islam di Indonesia

Jumat, 21 Oktober 2022, 18:48



AmbaritaNews.com | Kabupaten Pemalang - Kegiatan Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) merupakan progam kegiatan dari Kemenag yang membahas tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Acara tersebut diselenggarakan di Hotel Winner Kab. Pemalang atas Inisiasi dari Bapak MF Nurhuda Y Anggota DPR RI FPKB dan dihadiri oleh tokoh Agama dan Para Pendidik di Kab. Pemalang.


Dalam kesempatan tersebut, Nurhuda menyampaikan Pendidikan Agama Islam sudah ada sebelum Indonesia Merdeka, tak terhitung kontribusi yang telah diberikan bagi Negara dan Bangsa. Embrio perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan salah satunya berawal dari Pendidikan Islam (Pondok Pesantren) yang pada waktu itu belum terlembagakan seperti saat ini. 


"Pendidiakan Islam (Pondok Pesantren) memiliki kontribusi yang besar kepada Bangsa dan Negara, jika kita membaca sejarah embrio perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajah salah satunya berasal dari Pendidikan Islam yang ada di Nusantara waktu itu. Selain mengajarkan tentang Ilmu Agama, pondok pesantren juga mengajarkan tentang menjadi bangsa yang merdeka sehingga mengobarkan semangat perlawanan kepada penjajah,” terang Nurhuda waktu diwawancarai, Jumat (21/10/2022).


kedua dari kiri: Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKBMuhammad Fauzan Nurhuda Yusro, M.Si  |  pertama dari kanan: Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa TengahH. Musta'in Ahmad, SH., MH  |  ketiga dari kiri: Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten PemalangH. Fahrur Rozi, S.Ag., M.S.I


Lebih lanjut, Nurhuda menyampaikan dalam perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tapi menjadi suri tauladan dalam melawan penjajah. Kyai dan santri menjadi pelopor dan berdiri di depan dalam medan pertempuran melawan pasukan Belanda dan Jepang.


"22 Oktober tahun 1945 menjadi bukti bahwa Pesantren selain menjadi pusat pendidikan Agama Islam juga menjadi pelopor dan suri tauladan dalam melawan penjajah, Para Kyai dan Santri langsung bertempur dimedan peperangan untuk mempertahankan Indonesia Merdeka,” katanya.


Melanjutkan wawancara, Nurhuda menyampaikan Jargon Revolusi mental yang disampaikan Presiden Jokowi jawabanya ada di Pendidikan Islam lebih spesifik Pondok Pesantren, karena selain mendidik tentang Ilmu agama Pondok Pesantren juga membentuk karakter Para Santri. Maka sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memberikan perhatian khusus terhadap Pendidikan Islam dan Pondok Pesantren. 




"Jawaban dari Revolusi mental di Indonesia ada di lembaga Pendidikan Islam. Karena selain mengajarkan tentang Sains, lembaga Pendidikan Islam juga membentuk Mental para siswa. Maka kewajiban pemerintah adalah memberikan perhatian khusus dan serius agar tidak ada perbedaan perlakuan antara Pendidikan Islam dan Pendidikan Umum,” jelasnya.


Mengahiri wawancara Nurhuda berharap siswa -siswi atau santriwan-santriwati  bisa mendapatkan perlakuan yang sama dengan pendidikan Islam dan kelak bisa menjadi insan yang berjiwa Agamis  dan Nasionalis  yang berguna  untuk  keluarga, agama , bangsa dan negara serta memiliki Akhlaqul Kharimah.


Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh H. Musta'in Ahmad.,S.H.,M.H. Selaku Kakanwil Kemenag  Provinsi Jawa Tengah.  [Red/Susmono&Ridwan

Berita Populer


TerPopuler